Sabtu, 16 Mei 2015

Laporan PPL



BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

            Pendidikan guru menjadi penentu dalam meningkatkan kualitas bangsa, sehingga proses pendidikan guru harus dilakukan secara terprogram, sistematis dan sistemik. Dalam hal ini berarti bahwa dalam mewujudkan generasi yang cerdas dan berkualitas diperlukan seorang guru yang berkompeten dan mumpuni. Guru yang berkompeten tentu saja dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan bermutu. Salah satu program yang dapat membentuk serta memperkuat kompetensi guru adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Permendiknas No. 7 Tahun 2010 yang tercantum dalam pasal 1 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan Permendiknas tersebut maka mahasiswa calon guru diwajibkan untuk melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) yang diharapkan dapat memberikan pengalaman mengajar secara nyata kepada calon guru
Program Pengalaman Lapangan (PPL) harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa SI UPI, baik mahasiswa yang mengambil program pendidikan maupun nonpendidikan. PPL SI Kependidikan meruapakan satu program yang dirancang untuk melatih mahasiswa S1 kependidikan UPI agar mereka menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang profesional.
PPL termasuk ke dalam Mata Kuliah Lapangan Bidang Studi yang berbobot 4 sks, dan dapat dikontrak oleh mahasiswa setelah mahasiswa tersebut lulus pada semua mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) dan Mata Kuliah Keahlian Profesi (MKKP). Dengan mengikuti kegiatan PPL diharapkan praktikan dapat memperoleh banyak pengalaman serta ilmu yang bermanfaat sebagai bekal ketika nanti terjun dalam dunia pendidikan sebagai seorang guru.
Tujuan dari PPL S1 kependidikan yaitu memantapkan penguasaan kompetensi akademik, mengembangkan identitas profesi sebagai pendidik serta memberikan bekal pengalaman dasar melaksanakan pembelajaran yang mendidik di bawah supervisi yang efektif dan efektif dari dosen pembimbing dan guru pamong. Melalui PLP pendidikan diharapkan mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah tempat latihan, dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/ kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi yang sebenarnya sehingga mahasiswa dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
PPL kependidikan bagi mahasiswa yang terbimbing dengan efektif dapat meningkatkan hardskill maupun softskill secara aplikatif, termasuk di dalamnya kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Selain itu, PPL S1 kependidikan adalah sebagai pembelajaran kulmunasi dari rangkaian pembelajaran tatap muka di kampus, sehingga dapat memperkuat kemampuan akademikny. Hal ini pun harus dimaknai sebagai suatu proses pembelajaran mahasiswa dalam konteks mengintegrasikan learning, doing dan reflecting, sehingga dapat menguasai kompetensi akademik secara utuh bagi mahasiswa S1 kependidikan.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) semester genap tahun 2014/2015 dari Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan kurang lebih selama lima bulan terhitung sejak bulan Januari sampai bulan Juni. Sekolah yang dijadikan tempat PPL oleh praktikan adalah SMK 45 Lembang.
SMK 45 Lembang berlokasi di Jalan Barulaksana No. 186 Jayagiri Kabupaten Bandung Barat, di sekolah tersebut terdiri dari 3 jurusan yaitu jurusan administrasi perhotelan, jurusan bisnis manajemen dan jurusan tata busa kelas, yaitu :
1.      Kelas X yang terdiri dari  6 kelas jurusan bisnis manajemen, 4 kelas jurusan administrasi perhotelan dan 1 kelas jurusan tata busana.
2.      Kelas XI yang terdiri dari 7 kelas jurusan bisnis manajemen, 6 kelas jurusan administrasi perhotelan dan 1 kelas jurusan tata busana
3.      Kelas XII yang terdiri dari 5 kelas jurusan bisnis manajemen, 6 kelas jurusan administrasi perhotelan dan 1 kelas jurusan tata busana
Dalam kegiatan PPL ini, praktikan diwajibkan untuk mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Praktikan ikutserta berpartisipasi aktif pada beberapa aktivitas sekolah secara nyata dan langsung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama PPL tidak hanya kegiatan belajar dikelas, akan tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan lain seperti piket umum, piket perpustakaan, upacara bendera, berpartisipasi dalam kegiatan ujian siswa serta turut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler.
Untuk proses mengajar, praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas XB, XC, XF dan XIIG Bismen dengan alokasi waktu 3 jam (3 x 40 menit) untuk mata pelajaran strategi pemasaran,  2 jam (2 x 40 menit) untuk mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis, dan 2 jam (2 x 40 menit) untuk mata pelajaran pengantar akuntansi. Praktikan diberi kesempatan mengajar selama 13 jam pelajaran setiap minggunya dalam tiga mata pelajaran.
Berikut adalah jadwal kegiatan mingguan praktikan selama mengikuti kegiatan PPL di SMK 45 Lembang :
No.
Hari/ waktu
Kegaiatan
Tempat
1
Senin
a. 06.30-07.30
b. 10.10-11.30
c. 11.30-12.50

a. Upacara Bendera
b. Mengajar
c. Mengajar

a. Lapangan upacara
b. Kelas XIG Bismen
c. Kelas XB Bismen
2
Selasa
a. 06.30-08.30
b. 06.30-10.50
c.10.50- selesai

a. Mengajar
b. Piket Umum
c. Piket Perpustakaan

a. Kelas XC Bismen
b. Meja piket umum
c. Perpustakaan
3
Sabtu
a. 08.30-10.50
b. 11.30-12.30

a. Mengajar
b. Mengajar

a. Kelas XB Bismen
b. Kelas XF Bismen

            Dalam pelaksanaan kegiatan PPL ini, tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing lapangan dan dosen luar biasa. Namun dalam pelaksanaanya praktikan masih mengalami beberapa kesulitan dan hambatan sebagai berikut :
A.    Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah suatu acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran yang bertujuan menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill (kecakapan hidup). Secara garis besar RPP memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. RPP merupakan sebuah rencana pembelajaran sehingga penyusunannya harus dilakukan sebelum penampilan dikelas.
Setiap praktikan diwajibkan membuat RPP sebelum mengajar dikelas, RPP tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen luar biasa. dalam penyusunan RPP ini, praktikan dibimbing serta diarahkan oleh dosen dalam penyusunan RPP yang baik dan benar. Setiap praktikan harus berpedoman pada program pengajaran setiap program diklat (bidang studi) serta kalender akademik.
Secara garis besar praktikan dapat menyusun RPP dengan baik. Tetapi ada kalanya muncul berbagai masalah yang dapat menjadi hambatan dalam penyusunan RPP. Adapun masalah yang muncul pada penyusunan RPP selama PPL di SMK 45 Lembang, antara lain :
1.      Adanya kesulitan dalam memperoleh kalender pendidikan sebagai pedoman dalam penyusunan prota dan promes
2.      Adanya kesulitan dalam memperoleh silabus sebagai pedoman dalam penyusunan RPP
3.      Pada penyusunan pertama, masih terdapat beberapa kekurangan terkait dengan redaksi dalam penyusunan RPP
4.      Adanya kesulitan menyusun soal-soal yang relevan dengan indikator dan kurangnya variasi butir soal.
5.      Adanya kesulitan dalam pemilihan media pembelajaran yang dapat menarik minat serta motivasi siswa dalam kegiatan belajar
6.      Adanya kesulitan dalam penentuan evaluasi dan hasil belajar siswa

B.     Proses Penyampaian
Proses penampilan mengajar dalam kelas merupakan hal paling utama dalam kegiatan Program pengalaman lapangan ini. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi antara guru dan murid, seorang guru harus mampu menguasai peserta didik, kelas, serta mampu menyampaikan materi yang diajarkan sehingga murid dapat memahami materi yang diajarkan.
Pada saat proses penampilan berlangsung, kegiatan dikelas harus sesuai dengan yang tercantum pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Akan tetapi pada kenyataannya, terkadang terjadi penyimpangan/tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun pada RPP tersebut.
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar berlangsung, diantaranya:
1.      Pada penampilan pertama praktikan belum bisa menguasai kelas sepenuhnya
2.      Praktikan mengalami kesulitan dalam penguasaan materi dan penyampaian bahan pelajaran. Terkadang praktikan kesulitan dalam memilih kata-kata yang dapat dimengerti oleh siswa untuk menjelaskan materi pelajaran.
3.      Terkadang terjadi ketidaksesuaian pengimplementasian RPP pada kegiatan pembelajaran karena skenario yang sudah dibuat tidak sesuai dengan kondisi siswa.
4.      Terkadang mengalami kesulitan dalam peminjaman infokus sebagai media pembelajaran.

C.    Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar/ ekstrakulikuler adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Bimbingan belajar bertujuan supaya praktikan mendalami dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa, sedangkan kegiatan ekstrakulikuler bertujuan supaya praktikan mempunyai pengalaman tambahan diluar kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan ekstrakulikuler ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat siswa untuk memantapkan pembentukan kepribadian peserta didik.
Kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMK 45 Lembang meliputi :
1. Osis
7. Pasjapara
2. Rohis
8. Lingkung Seni
3. Pramuka
9. Pers
4. Paduan Suara
10. Olahraga
5. Marching Band

6. Tari


Kegiatan yang praktikan ikuti adalah pramuka, tetapi praktikan hanya terlibat pada saat kegiatan camping sebagai pemandu. Pramuka merupakan kegiatan ekstrakulikuler wajib yang harus diikuiti oleh seluruh siswa dan dilaksanakan setiap hari jum’at. Kegiatan Pramuka biasanya dilakukan di lapangan atau di dalam kelas ketika ada penyampaian materi. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan, kemandirian dan jiwa berani siswa.
Permasalahan yang timbul berkaitan dengan kegiatan ekstrakulikuler adalah :
1.      Dalam kegiatan pramuka praktikan masih kesulitan dalam bersosialisasi dengan peserta baik dari pihak guru, tamu undangan ataupun siswa.
2.      Praktikan memiliki keterbatasan pengetahuan tentang kepramukaan

D.    Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Selama kegiatan PPL di SMK 45 Lembang selain disamping mengajar, praktikan dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolah seperti bersosialisasi dengan Kepala Sekolah, Staf Pengajar, Staf Tata Usaha serta hubungan dengan siswa. Para pratikan sebagai calon tenaga pendidik berperan serta aktif dalam berbagai aktifitas yang ada di sekolah, diantaranya:
1.    Mengikuti upacara bendera
2.    Melaksanakan piket KBM
Pelaksanaan piket KBM dimaksudkan sebagai upaya dalam menunjang terlaksananya kegiatan belajar di sekolah dengan lancar. Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh petugas piket, diantaranya :
a.     Mengontrol kehadiran guru dan siswa
b.    Melayani pembuatan surat izin masuk untuk siswa yang datang terlambat maupun siswa yang izin memakai jaket didalam kelas serta surat izin keluar bagi siswa yang sakit atau memiliki keperluan lain.
c.     Menerima tamu yang memiliki kepentingan di sekolah.
d.    Memberikan tugas dan mengawasi siswa bila guru mata pelajaran tersebut berhalangan hadir.
3.      Melaksanakan Piket Perpustakaan
Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh petugas piket, diantaranya:
a.    Melayani peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan
b.    Melayani peminjaman dan pengembalian infokus
c.    Merapihkan dan membersihkan rak buku perpustakaan
Permasalahan yang dialami praktikan dalam kegiatan tersebut yaitu :
1.      Kesulitan dalam menghafal nama-nama guru dan para staff TU
2.      Kesulitan dalam menghadapi siswa yang keluar disaat jam pelajaran berlangsung

E.     Proses Bimbingan
1.      Bimbingan dengan dosen pembimbing PPL
Dosen pembimbing PPL adalah dosen UPI yang mendapat tugas dari prodi/ jurusan melalui fakultasnya untuk bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPL bagi mahasiswa yang menjadi tanggung jawabnya. Dosen pembimbing PPL berperan penting untuk memberikan bimbingan terkait kegiatan PPL secara intensif dan memberikan masukan yang positif kepada mahasiswa yang menjadi tanggung jawabnya. Dosen pembimbing PPL parktikan yaitu Bapak M. Arief Ramdhany, S.S, S.Pd, M.Pd. Proses bimbingan dilakukan tiga kali selama pelaksanaan PPL, yaitu pada saat pemberitahuan jadwal penerimaan PPL, konsultasi mengenai administrasi pembelajaran dan konsultasi terkait laporan dan pelaksanaan ujian PPL. Dalam pelaksanaan proses bimbingan ada beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi oleh praktikan, yaitu kesulitan dalam menemui dosen pembimbing PPL sehingga proses bimbingan sedikit terhambat, tetapi secara keseluruhan sudah berjalan dengan cukup baik.
2.      Bimbingan dengan koordinator guru pamong
Koordinator guru pamong memiliki wewenang untuk mengkoordinir dan mengevaluasi seluruh kegiatan PPL di sekolah serta memberikan acuan dan bimbingan dalam melakukan setiap aktivitas yang dilakukan selama kegiatan PPL.Koordinator guru pamong di SMK 45 Lembang yaitu Ibu Euis wati, S.Pd. Dalam hal ini tidak ada kendala yang berarti dalam proses bimbingan dengan kooridnator guru pamong karena semua masalah dapat dikomunikasikan dengan baik pada saat kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap hari senin.
3.      Bimbingan dengan guru pamong
Guru pamong adalah guru di sekolah yang bertanggung jawab memberikan bimbingan serta arahan kepada praktikan dalam pelaksanaan PPL. Bimbingan dengan dosen luar biasa berupa kegiatan konsultasi masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan, seperti:
a.       Bimbingan terkait penyusunan prota, promes dan RPP
b.      Konsultasi terkait kondisi dan situasi siswa di kelas
c.       Konsultasi terkait pembuatan soal
Dalam pelaksanaanya proses bimbingan dapat berjalan dengan baik, tetapi ada sedikit kendala karena guru pamong dalam hal ini tidak mengajar pengantar akuntansi sehingga untuk konsultasi terkait mata pelajaran pengantar akuntansi dilakukan kepada guru mata pelajaran pengantar akuntansi yaitu Ibu Cucu Amanah, S.Pd







BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI


Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dalam proses pelaksanaan PPL. Faktor-faktor tersebut dikarenakan adanya keterbatasan kapasitas praktikan dan resources yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Berikut adalah beberapa penyebab masalah yang dialami oleh praktikan, diantaranya :
A.    Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan suatu susunan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Penyusunan rumusan tujuan pembelajaran, penjabaran indikator, dan menentukan materi yang akan disampaikan dalam setiap materi disusun terlebih dahulu dalam suatu silabus yang telah disesuaikan dengan program tahunan maupun program semester yang telah dibuat oleh guru. Setelah ketiga aspek tersebut dijabarkan dalam silabus, maka tahap selanjutnya adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas dalam suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penyusunan RPP, disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Praktikan masih belum menguasai dalam penyusunan RPP
2.      Praktikan masih kurang mampu dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa
3.      Keterbatasan praktikan dalam menyusun dan memilih soal-soal yang berbobot dan sesuai dengan indikator

B.     Proses Penyampaian
Faktor penyebab dari masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan di kelas diantaranya:
1.      Masih merasa tegang ketika mengajar di depan siswa pada pertemuan pertama
2.      Belum memahami situasi, kondisi dan karakter siswa yang sebenarnya untuk menentukan pendekatan metode apa yang cocok untuk digunakan di kelas agar proses belajar mengajar bisa berjalan optimal.
3.      Keterbatasan jumlah infokus sehingga terkadang kesulitan untuk meminjam infokus.
4.      Waktu yang tersedia untuk menyampaikan materimenjadi berkurang karena banyak siswa yang belum masuk ketika jam pelajaran dimulai, praktikan seringkali harus menegur siswa yang tidak memperhatikan, banyaknya siswa yang silih berganti ijin keluar kelas sehingga praktikan mengulang-materi yang disampaikan dan aktifnya siswa bertanya tentang sesuatu hal yang tidak berhubungan dengan materi yang dijelaskan
C.    Bimbingan Belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan pramuka sebenarnya tidak ada kesulitan terlalu besar yang dihadapi praktikan, tetapi ada beberapa faktor yang menimbulkan sedikit kesulitan yaitu :
1.      Praktikan masih merasa canggung untuk bersosialisasi dengan seluruh peserta
2.      Keterbatasan pengetahuan tentang kepramukaan praktikan
D.    Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Praktikan tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar dalam hal partisipasi dengan lingkungan sekolah seperti kegiatan piket, upacara, mengajar, dan sebagainya. Hal ini, tercapai karena adanya kerja sama, bantuan dan dorongan dari pihak sekolah. Pengaturan jadwal yang tepat untuk setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik, sehingga praktikan dapat mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan dalam partisipasi kegiatan di sekolah yaitu:

1.      Keterbatasan kemampuan menghafal nama-nama guru dan staff TU
2.      Praktikan kurang tegas dalam menegur siswa yang keluar di jam pelajaran
E.     Proses Bimbingan
Pelaksanaan dalam proses bimbingan baik itu dengan guru pamong, dosen pembimbing dan koordinator guru pamong tidak mengalami hambatan yang berarti, sehingga proses komunikasi tetap terjalin. Praktikan selalu berkonsultasi terlebih dahulu sebelum masuk kelas, hal-hal yang dikonsultasikan yaitu materi yang akan diajarkan serta metode pengajaran yang akan digunakan di dalam kelas. Selain itu, praktikan juga selalu memberikan laporan setelah mengajar dikelas seperti melaporkan kondisi kelas selama proses belajar. Adapun jika terdapat permasalahan dalam proses bimbingan dengan dosen pembimbing dan guru pamong terletak pada penyesuaian jadwal waktu pertemuan untuk konsultasi.


















BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH


Setelah praktikan mengidentifikasi masalah dan faktor penyebabnya, maka berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi permasalahan. Dalam upaya menanggulangi permasalahan, praktikan melakukan segala upaya secara maksimal dan optimal walaupun pada pelaksanaannya masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Berikut upaya yang praktikan lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi :
A.    Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berkaitan dengan masalah yang dialami praktikan dalam penyusunan RPP, maka praktikan berupaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan penyusunan RPP. Adapun usaha-usaha yang dilakukan praktikan antara lain :
1.      Selalu berkonsultasi dengan dosen luar biasa mengenai format RPP menurut kurikulum baru.
2.      Praktikan berusaha membuat RPP dengan baik dengan mempelajari kembali teori yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran serta mendiskusikannya dengan orang-orang yang telah memiliki kompetensi dibidang pendidikan khususnya seperti melakukan konsultasi langsung dengan guru pamong berkenaan dengan indikator, tujuan pembelajaran dan lembar informasi sehingga praktikan dapat mengimplementasikannya sesuai dengan RPP yang disusun.
3.      Melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa
4.      Berdiskusi dengan rekan-rekan PPL sejurusan, terutama untuk membahas penyusunan RPP.
5.      Dalam penyusunan RPP pertama dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk penyusunan RPP selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan kenyataan pada saat melakukan proses belajar mengajar di kelas.
Dalam penyampaian materi, pemilihan metode dan media pembelajaran yang digunakan praktikan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dosen luar biasa. Pemilihan metode dan media tersebut diusahakan relevan dengan materi yang diajarkan serta berupaya dapat menarik minat siswa.
B.     Proses Penyampaian
Masalah saat proses penampilan merupakan masalah yang paling dominan, mengingat proses penampilan memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan kegiatan lain. Dalam upaya menanggulangi masalah yang dihadapi pada saat proses penampilan biasanya praktikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dosen luar biasa. Beberapa upaya yang dilakukan praktikan dalam menanggulangi masalah pada proses penampilan, diantaranya:
1.      Berkonsultasi dengan guru pamong mengenai bagaimana cara mengatasi dan memahami situasi dan kondisi siswa
2.      Mencoba mendekati siswa secara personal dan lebih memperhatikan mereka sehingga mereka dapat lebih menghargai praktikan.
3.      Selalu mengingatkan siswa akan tugas-tugas yang diberikan pada siswa setiap kali tatap muka serta memperingati bahwa tugas yang diberikan berpengaruh terhadap nilai.
4.      Menegur siswa yang tidak memperhatikan secara baik-baik serta memberikan perhatian khusus pada siswa tersebut.
5.      Berusaha membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan materi seperti soal-soal latihan.
6.      Meluangkan waktu yang lebih untuk membaca dan memahami materi pelajaran sebelum mengajar di kelas
7.      Berusaha selalu intropeksi diri sebagai bahan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas
8.      Menerima saran dan masukan baik dari guru ataupun siswa terkait penampilan mengajar di kelas.
C.    Bimbingan Belajar
Upaya penanggulangan masalah dalam kegiatan ekstrakulikuler diantaranya memperluas pengetahuan praktikan tentang materi kepramukaan dengan membaca buku atau mencari informasi dari internat, serta berusaha bersosialisasi dengan baik kepada seluruh peserta pramuka agar terjalin kerjasama yang baik diantara seluruh pihak.
D.    Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Upaya penanggulangan masalah dalam partisipasi kehidupan sekolah diantaranya yaitu melakukan komunikasi yang baik dengan para guru dan staff sehingga akan terjalin hubungan silaturahmi serta lebih mudah menghafal nama-nama guru dan staff, sedangkan untuk siswa yang sering keluar, praktikan harus lebih tegas sehingga siswa merasa jera dan segan kepada praktikan.
E.     Proses Bimbingan
Upaya penanggulangan masalah dalam proses bimbingan dengan guru pamong dan dosen pembimbing yaitu tetap terjalin komunikasi yang baik. Proses bimbingan dapat tetap dilakukan walaupun tidak bertatap muka langsung, karena banyaknya cara untuk berkomunikasi.












BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Setelah pemaparan terkait masalah, faktor-faktor yang menyebabkan serta upaya penanggulangan masalah diatas maka praktikan dapat menyimpulkan :
1.      Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa kependidikan S1 yang merupakan sarana pembelajaran yang efektif untuk dapat mengimplementasikan seluruh kegiatan mengajar sebagai bekal ketika menjadi guru.
2.      Banyak manfaat yang diperoleh selama kagiatan PPL di SMK 45 Lembang yang berupa pengalaman mengenai bagaimana cara mengatasi siswa di kelas, menyusun administrasi pendidikan yang baik serta dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah. Masalah-masalah yang dihadapi praktikan, menjadikan praktikan lebih mengerti dan memahami tentang dunia pendidikan khususnya di sekolah.
3.      Tujuan dari PPL S1 kependidikan yaitu memantapkan penguasaan kompetensi akademik, mengembangkan identitas profesi sebagai pendidik serta memberikan bekal pengalaman dasar melaksanakan pembelajaran yang mendidik di bawah supervisi yang efektif dan efektif dari dosen pembimbing dan guru pamong.
4.      Kesulitan yang dihadapi praktikan dalam hal penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah pemilihan metode yang tepat untuk pembelajaran, media yang digunakan serta pengalokasian waktu yang efektif. Semuanya itu dapat diatasi dengan cara banyak melakukan bimbingan dan konsultasi dengan guru pamong.
5.      Dalam hal proses penampilan di kelas pun, baik itu kesulitan dalam mengkondisikan kelas maupun memanfaatkan waktu yang tersedia.



B.     Saran
Manusia-manusia yang kompeten dalam dunia pendidikan adalah mereka yang dididik dan dilatih untuk memahami ilmu pendidikan, bukan ilmu yang disampaikan dalam proses pendidikan. Maka dari itu, diharapkan pendidikan hanya dikelola oleh manusia-manusia tersebut, karena ini adalah dunia pendidikan, bukan dunia politik, bukan dunia ekonomi ataupun yang lainnya. Adapun saran dari praktikan meliputi saran untuk beberapa pihak yaitu:
1.    Bagi Universitas Pendidikan Indonesia
Dengan adanya program PPL ini diharapkan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu unversitas pendidikan yang mencetak generasi pendidik dapat melaksanakan program ini secara berkelanjutan dengan program-program yang lebih baik ke depannya agar mahasiswa khususnya di bidang pendidikan mampu menjadi seorang pendidik yang profesionalime dan berkompeten di dunia pendidikan. Agar dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama yang baik antara pihak UPI khususnya Divisi P2JK dengan pihak sekolah dan diperlukan adanya pengawasan yang intensif selama praktik PPL.
2.    Bagi pihak Sekolah
Diharapkan sekolah yang menjadi ke depannya menjadi SMK yang lebih baik, mewujudkan visi dan misi sekolah dan menjadi sekolah yang berkualitas. Di harapkan sekolah terus bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terus mengalami perbaikan setiap tahunnya. Mengadakan diskusi yang cukup sering tentang proses pembelajaran dan masalah pendidikan lainnya dengan mahasiswa praktikan PPL untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi bagi para mahasiswa praktikan.
3.    Bagi para pembimbing
Dengan adanya kekurangan diharapkan para pembimbing selalu memberikan saran dan masukan yang membangun bagi praktikan khususnya dan bagi mahasiswa PPL pada umumnya. Disadari bahwa keberadaan pembimbing ini sangat penting bagi keberlangsungan PPL dan proses pembelajaran praktikan dalam mata kuliah ini.
4.    Bagi praktikan
Dengan kegiatan PPL ini diharapakan praktikan mendapat segudang ilmu dan pengalaman yang di dapatnya sehingga ke depannya praktikan mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat selama PPL dengan kehidupan kelak ketika praktikan menjadi benar-benar seorang guru.
5.    Bagi pembaca
Bagi pembaca diharapkan mampu memahami dan mengerti tujuan dari kegiatan PPL ini. Semoga penulisan laporan ini dapat berguna bagi para pembaca yang berkaitan dengan kegiatan PPL ini maupun sebagai pembelajaran bagaimana menjadi seorang pendidik yang profesionalisme dan berkualitas.




















DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademik UPI. (2015). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Bandung: UPI
Direktorat Akademik UPI. (2011). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar